Discover Lombok, Indonesia

00:00:00 0 Comments A+ a-

  Lombok memang tak jauh berbeda dengan wisata saya sebelumnya, Bali. Dengan mayoritas penduduk beragama Islam, di sepanjang jalan tidak banyak tercium aroma menyan atau sesajen khas umat Hindu.

  25 - 30 Maret 2016 menjadi catatan travelling saya selanjutnya. Memang, tujuan saya ke Lombok bukan travelling, melainkan mengikuti Kelas Inspirasi Lombok 3 di beberapa Gili. 

25 Maret 2016
  Setelah Jogja, Lombok menjadi kota kedua yang saya datangi sendirian. Ya, Sendiri. Sibuknya teman, menjadi alasan saya kenapa saya memilih pergi sendiri. Dimulai dari rumah menuju travel Bandung, Bandung menuju Halim Perdana Kusuma, dan Halim menuju Lombok International Airport.
Waktu yang saya tempuh dari Rumah-BEC (1jam), BEC-Halim (3jam), Halim-Lombok (1 jam 45 menit).
Saya tiba di Lombok pukul 22.00 WITA, satu jam lebih cepat dari WIB.
Saya langsung pergi menuju kota Mataram menggunakan Bis Damri (25 ribu) dan 15ribu untuk ojek menuju Rumah Singgah Lombok di Jalan Bangil V No.6 BTN, Mataram.
Di Rumah Singgah, saya disambut hangat oleh mamak dan bapak yang sudah lama menjadikan rumah itu sebagai rumah singgah untuk para bacpacker yang sedang berkunjung ke Lombok. Sebagaimana rumah lainnya, Rumah Singgah (Rusing) ini juga mempunyai aturan yang harus ditaai seperti mengisi buku tamu, akrab dengan backpacker lainnya, aktivitas dibawah jam 11 malam dan mengisi testimoni untuk Rusing.
Disana juga saya berbagi cerita bersama backpacker lainnya. Sesudah para backpacker bercerita, saya sempat menahan air mata. Karena inilah yang saya rasakan ketika jauh dengan orang tua dan harus melakukan aktivitas dengan sendiri. 

26 Maret 2016
  Pagi yang cerah saat itu. Cocok untuk menikmati suasana dan suasini pantai. Pantai Senggigi, Pantai Montong dan Pantai Ampenan jadi pilihan saya. Jaraknya yang hanya 15-20 menit dari Mataram dan akses yang mudah untuk saya yang menggunakan motor saat itu. Kalian hanya membayar tiket parkir 2000-5000 Rupiah. Sebelumnya, saya harus melipir sejenak menuju Aula Museum NTB, untuk mengikuti briefing Kelas Inspirasi Lombok 3.
Pantai Montong




Pelabuhan Pantai Senggigi


27 Maret 2016
  Minggu dengan penuh aktivitas. Saya bersama Relawan Kelas Inspirasi lainnya sudah berkumpul pukul 09.00 WITA di Aula Museum NTB untuk bergegas menuju Gili Gede. Pulau terpencil yang berjarak 2 jam dari Mataram menuju Pelabuhan Tembowong dan 30 menit dari Pelabuhan menuju Gili Gede.
Di Gili Gede rombongan kami menuju Gili Layar terlebih dahulu, hanya untuk merefresh otak kita dan merawat nalar sebelum otak dan fisik kita disibukan dengan Acara Kelas Inspirasi Lombok 3 ini. Disana terdapat spot Snorkling dan memancing.  Hati-hati juga saat snorkling, karena banyak bulu babi disekitar bibir pantai. Jangan lupa juga untuk tidak menginjak karang dan tanaman laut lainnya.
Menuju Gili Gede

Menuju Gili Gede

Snorkling di Gili Layar

  Hampir 3jam kami keasikan di Gili Layar. waktunya kami kembali ke Gili Gede. tempat kami bertugas untuk memberikan motivasi, inspirasi dan semangat kepada anak-anak sekitar Gili.
Ternyata di Gili Gede juga terdapat bukit. Orang sekitar menyebutnya Bukit Senja, karena disana kita bisa menikmati senja Gili gede. dan Subhanallah.. mata saya dimanjakan dengan senja saat itu. Ditemani angin yang berhempus pelan dan  renungan perjalanan menuju Lombok.
Sunset di Bukit Senja

Sunset di Bukit Senja


28 Maret 2016
  Senin yang berbeda dari biasanya. Tanpa upacara, tanpa macet-macetan dan tanpa pelajaran sekolah yang berat. Senin kami diawali dengan menikmati sunrise di Pelabuhan sekitar Gili Gede.Lagi-lagi saya dimanjakan dengan matahari yang perlahan mulai muncul, seolah ia masih malu untuk memulai paginya. Memang, Tuhan memang menciptakan Indonesia ketika sedang tersenyum.
Sunrise di Pelabuhan Gili Gede

Hanya beberapa menit kami menikmati ini. Selanjutnya kami harus bertugas sebagai Relawan di SDN 1 Gili Gede Indah.
SDN 1 Gili Gede Indah

Setelah 7 jam kami bertugas. Kami menikmati hidangan khas Gili Gede.Tongkol bakar dan sambal khas Gili Gede. Tongkol yang digoreng dan dibakar menjadi ciri khas makanan disini. tak lupa juga mencicipi sambal kecap dan bumbu rahasia. Dijamin, kalian pasti nambah beberapa tongkol. begitupun dengan saya :D
Tongkol Bakar + Sambal Khas Gili Gede

Pukul 14.00 WITA kami pulang. Kami juga harus kembali ke Mataram dan daerah sekitarnya. Dengan menaiki perahu yang sama kami tiba kembali di Pelabuhan Tembowong.
Kami tiba di Mataram pukul 17.00 WITA. Sisa waktu yang ada saya habiskan untuk istirahat di Rumah Singgah setelah hampir 2 hari diasingkan di Pulau.
Luar biasa memang terasingkan di Pulau yang dikelilingi anak-anak sekolah yang harus kami berikan semangat, motivasi dan inspirasi. Dengan kesederhanaannya, anak-anak sekitar Gili Gede tak malu untuk bersekolah. Keinginan mereka hanya satu, yaitu mendapat ilmu. Ya, selama ini mereka (SDN 1 Gili Gede Indah) harus bersabar mendapat ilmu dari gurunya. Karena keterbatasan guru dan kemampuan dari gurunya, mereka tiap hari harus bergabung dengan kelas lain.

29 Maret 2016
  Hari terakhir sebelum saya harus kembali ke rumah asal saya. Saya  menggunakan jasa travel motor di Rumah Singgah. Dengan membayar Rp.170.000/orang, kalian bisa duduk manis di motor untuk diantar menuju tempat recommended dari tour guide nya. Host saya saat itu Mas Wawan, selama di perjalanan dan tempat wisata, Mas Wawan bercerita semua tentang Lombok yang membuat saya semakin tertarik dan ingin kembali  ke kota ini. Hanya satu cerita yang Mas Wawan sedih, Gili Trawangan yang selama ini diminati kaum traveller baik domestik maupun non domestik ternyata hampir sepenuhnya dikuasai oleh tourist. Bukan suku asli Lombok yaitu Sasak, Bukan.
Dari Mataram saya menuju Lombok Selatan. Pantai dan Bukit sudah menanti. Mulai dari Pantai Selong Belanak - Pantai Seger - Pantai Kuta Lombok - Pantai Mawun - Bukit Tanjung Aan - dan Bukit Merese.
Pantai Selong Belanak
Pantai Kuta Lombok
Pantai Mawun

Tanjung Aan


Bukit Merese

Bukit Merese

Bukit Merese

Bukit Merese

Bukit Merese

Bukit Merese

Raja Ampatnya Lombok

Payung Teduh di Bukit Merese

Desa Sade

Bandara Lombok International Airport
30 Maret 2016
  Hari yang sedih dan juga senang. Sedih karena harus berpisah dengan kota yang saya sukai setelah Jogja. Senang karena bisa kembali ke kehidupan nyata sebelumnya.
Saya harus kembali pulang. Berangkat pukul 08.00 WITA menuju Pool Damri Mandalika. Hingga tiba pukul 09.00 WITA di Bandara Lombok. Saya harus menunggu selama 3 jam di Bandara untuk mencapai kejongjonan disana. Pukul 12.00 saya flight menuju Bandara Soekarno Hatta. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Batu Nunggal menggunakan Bis Primajasa.

Terimakasih Lombok. See You :)



*Iternary bagi kalian yang ingin ke Lombok:
Pesawat PP : Sekitar Rp.1,3juta (Alhamdulillah kalo kalian dapet tiket promo)
Bandara - Pool Mandalika : Rp. 25.000
Mandalika - Rumah Singgah : Rp. 15.000
(Selama Trip, Kalian bisa menginap di Rumah Singgah)
Makan sehari 3x: (kalian bisa mencari makan dibawah Rp.10.000 + minum)
dari tgl 25-30 Maret 2016 sekitar: Rp. 120.000
*di tanggal 27-28 saya pergi ke Gili Gede:
Rp.200.000 (Include Bis, perahu menuju Gili Gede, Gili Layar dan makan 3x sehari)
Jasa Travel Motor : Rp.170.000 (Sudah termasuk motor, supir, bensin dan bisa ke tempat yang recommended)
Sewa Motor / hari : Rp. 70.000 (namun kuran efektif jika pergi sendiri dan belum hafal jalanan kota)
Mandalika - Bandara : Rp. 25.000
Oleh-oleh : Tentative
Bandara Soekarno Hatta - Batu Nunggal : Rp. 115.000


Tim Futsal Harkos Hore, Usung Gaya Mutiara Hitam

18:17:00 0 Comments A+ a-

Harkos Hore Allahu Akbar!!!…………

  Bagi kebanyakan orang, kalimat diatas mungkin terdengar cukup aneh. Meski begitu, motto yang sering diucapkan oleh tim futsal satu ini diakui mampu memberikan magic kepada para pemain saat bertanding. Juga tentunya menjadi keunikan tersendiri di lapangan.

  Tim Futsal Harkos Hore sejatinya diresmikan sejak setahun silam, tepatnya pada 9 Januari 2013. Ide awal berdirinya tim ini tercipta karena kesamaan hobi dan aktivitas futsal bersama yang sering dilakukan para anggotanya.

  Salah satu pencetus TFHH (red-Tim Futsal Harkos Hore), Hildan, mengungkapkan nama TFHH diambil karena kelucuan tingkah laku diantara para anggota. Kata “Harkos” diambil dari bahasa Sunda yang berarti ‘janji palsu’ atau ‘omong doang’.

  “Alasan memilih nama ‘Harkos Hore’ karena dulu kami sering berencana untuk bermain futsal, tapi harkos wae kebanyakan gak jadi,” ujar Hildan kepada Kru Tanjungsari Media, Kamis(17/7).
“Meski begitu kami tetap gembira, makanya kami tambahkan kata ‘Hore’, sehingga kami sepakat untuk menggunakan nama Tim Futsal Harkos Hore,” lanjut siswa kelas XII ini.

  Saat ini TFHH memiliki 9 pemain yang seluruh nya merupakan siswa dan alumni dari salah satu sekolah menengah atas di Tanjungsari. Meskipun masih tergolong baru, tim in cukup serius dalam membenahi manajemen tim. Penunjukkan seorang Manajer dan beberapa official tim menunjukkan keseriusan mereka dalam membentuk sebuah tim futsal yang profesional.

  Meski belum punya prestasi lebih, TFHH punya pengalaman bertanding yang cukup tinggi. Dalam kurun waku satu tahun saja, lebih dari 5 turnamen futsal yang sudah diikuti. Pencapaian terbaik pernah mereka raih saat menjadi 4 besar di ajang Open NAS Jaya Cup yang kemudian didaulat menjadi wakil di ajang open Oniba Cup. Sayang di ajang yang digelar di Cicalengka tersebut, penampilan mereka terhenti di babak 16 besar.

  Pilar Juara, Main Mirip Persipura
Gaya bermain passing pendek dan mengutamakan team work menjadi ciri permainan tim ini. Namun begitu, mereka enggan menyamakan style bermain dengan klub eropa. Dari segi permainan, Hildan menilai timnya cenderung mirip dengan tim ‘Mutiara Hitam’.
“Gaya bermain kami ya bisa dibilang mirip salah satu tim ISL, Persipura,” tutur Hildan.

  Yang menarik dari TFHH adalah semua pemainnya merupakan pilar dari Timnas SMAN Tanjungsari yang menjuarai Liga Pelajar Sumedang (LPS) 2014. Dengan kualitas pemain yang cukup mumpuni tak salah jika peluang untuk merebut berbagai gelar kejuaraaan terbuka lebar. Dalam waktu dekat, mereka akan menjajal turnamen terbuka di Tajimalela yang bertajuk ‘Ramadhan Fair Play’ pada 20-25 Juli ini.
  Perlu Dukungan

Di akhir perbincangan, TFHH menyampaikan harapannya terkait kegiatan olahraga di Tanjungsari. “Kami sih berharap pemerintah dan masyarakat ikut mendukung terhadap kegiatan remaja khususnya dalam bidang olahraga,” ujar Hildan.
Salah satu pemain, Rizky, menyatakan harapannya untuk kemajuan TFHH. “Kedepannya, semoga tim lebih solid dan menjuarai turnamen-turnamen yang akan diikuti,” pungkasnya.


Nama Klub : Tim Futsal Harkos Hore
Berdiri : 9 Januari 2013
Sekretariat : Griya Taman Lestari C3 No.29/089604182766
Susunan Official :
  • Manager : Mentari Fuzi
  • Official : Ilham Imanudin, Sarah Riayatul, Yeni Puspasari , Sindi Mayasari, Grace Irene
Susuna Pemain :
  • Rizky Maulana (Penjaga Gawang)
  • Mochamad Iqbal (Penjaga Gawang)
  • Ahmad Tresna (Pemain Belakang)
  • Hanhan Risnandar (Pemain Belakang)
  • Rizal Mustofa (Pemain Belakang)
  • Prasetya Anwari (Pemain Belakang)
  • David Ginnola (Pemain Belakang)
  • Eka Maulana A (Pemain Belakang)
  • Hildan Putra Dwika (Pemain Belakang)
  • Krisna Ali (Pemain Belakang)
  • Ghifari Ibnu Fadhilah (Pemain Belakang)
 Sumber : http://tanjungsarimedia.tk/blog/2014/07/23/tim-futsal-harkos-hore-usung-gaya-mutiara-hitam/

Jangan Lupa Piknik Biar Gak Panik

18:16:00 0 Comments A+ a-

  Jalan-Jalan terus biar kayak orang-orang..

   Jalan-jalan atau travelling menjadi hal yang saya tunggu-tunggu ketika otak sudah merasa lelah dengan aktivitas sehari-hari. Jangan sepelekan travelling. karena dengan travelling, kalian bisa merawat nalar kalian menjadi lebih kuat. Tidak hanya badan, otak pun butuh istirahat. yaitu dengan travelling. Bisa dengan teman, sahabat, saudara, pacar atau bahkan mantan (siapa tahu bisa balikan) hehe

  Liburan semester kali ini saya kembali ke Yogyakarta, kampung halaman saya. Saya tetap ingin meng-explore dan memperkenalkan kota kelahiran saya. Bahwa, Jogja memang Istimewa dengan tempat wisata di daerah dan spot foto andalannya.

1. Puncak Becici, Mangunan, Bantul.
  Baru-baru ini Puncak Becici dibuka untuk umum dan mulai dikenal setelah banyak yang menyaksikan dan tertarik dengan view alam sekaligus Gunung Merapi langsung, dan sebagai perkenalannya, untuk masuk ke tempat ini hanya dikenakan biaya parkir sebesar Rp.2.000/motor.
Tempat ini menyediakan beberapa rumah pohon. Yang tentunya menjadi spot foto terbaik bagi para pengguna instagram. 

2. Hutan Pinus Imogiri, Bantul
  
 Tak jauh dari Puncak Becici, kalian bisa turun kembali dan bisa mengunjungi Hutan Pinus Imogiri ketika akan hendak pulang. Disini, hanya dikenakan biaya parkir Rp. 2.000/motor. Bagi para hammockers dan penggemar camping, disinilah tempat yang cocok. Suasananya yang masih asri, angin yang berhempus pelan , ditambah dengan suara riuh anak burung yang berebut makanan menjadi pelengkap bersantai kalian yang memasang hammock dan tenda.
Oiya, tempat ini juga sering dijadikan foto pre wedding loh. Siapa tau calon suami-istri kalian baca tulisan ini dan tahu tempatnya. Siapa tau kan.

3. Kebun Buah Mangunan, Imogiri
 Sekitar 5-8 km dari Puncak Becici dan Hutan Pinus, Kebun Buah Mangunan menjadi tempat tujuan saya selanjutnya. Yang menarik dari wisata ini bukan kebun buahnya, melainkan spot foto dengan view alam dan sungai yang mirip sun Untuk masuk kesini, kalian harus mengeluarkan tiket masuk Rp.10.000/orang dan parkir motor Rp.2.000/motor. Kebun Buah yang memiliki view sungai seperti Sungai Kapuas di Kalimantan atau bahkan Sungai Amazon di Brazil menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

 4. Air Terjun Lepo, Dlingo
  Setelah berpanas-panasan, kalian bisa menyegarkan badan kembali dengan mengunjungi Air Terjun Lepo di Dlingo, Bantul ini. Meskipun tidak mempunyai Air Terjun diatas tebing tinggi, namun 3 kolam renang alaminya menjadi andalan di tempat wisata terbaru ini. 
Hanya membayar biaya parkir Rp.2.000/motor, kalian bisa menikmati ketiga kolam renang alami tersebut.

5.Pantai Baru, Bantul
 Perjalanan 2jam dari Air Terjun Lepo tak sia-sia. Kincir angin dan pasir putihnya menjadi spot terbaik untuk mengabadikannya lewat foto.
Spot disini mirip-mirip di Ansterdam, Belanda dengan kincir anginnya.
Sebelumnya kalian harus membayar biaya retribusi sebesar Rp. 10.000/orang untuk bisa menikmati beberapa pantai di sepanjang jalan ini. Dan untuk memasuki pantainya, kalian hanya membayar biaya parkir sebesar Rp.2000/motor. 


6. Mercusuar Pantai Pandansimo
 Tak jauh dari sekitaran Pantai Baru, kalian bisa menyempatkan untuk menaiki mercusuar setinggi 45m ini. Kalian hanya dikenakan tarif biaya renovasi, sebesar Rp.2.500/orang.
Disini kalian bisa melihat view beberapa pantai dan tambang garam di sekitar pantainya.

7. Gumuk Pasir, Parangtritis



  Dan ini menjadi spot favorit saya. Saya suka Senja. Tenang. Damai. Mengingatkan.
Kalian bisa mengakhiri trip dengan menunggu senja di Gumuk Pasir, Parangtritis. Suasana ala-ala Gurun Sahara menjadi perhatian para pengunjung. 
Kalian bisa juga menikmati Gurun Pasir ini dengan menyewa papan selancar pasir. cocok untuk kalian yang senang berolahraga. Biayanya sekitar Rp. 50.000/papan. Ya kalian patungan aja beberapa orang untuk menyewa satu papan dan silih bergantian mencobanya, lebih hemat kan :D


Jangan lupa piknik biar gak panik

Discover Bali, Indonesia

18:13:00 0 Comments A+ a-




“Semua ini berawal dari message nyasar yang tiap hari nanyain harga travelling ke Bali”  -@ExecutiveTraveller.

 Begitulah kira-kira perkenalan saya dengan Wahyu Dharma Sejati. Berawal dari ngepoin Ig @ExecutiveTraveller, menambahkan kontak WA, dan chat tiap hari nanyain harga travelling ke Bali. Pemilik akun @ExecutiveTraveller ini well-come sekali dengan “kedatangan” kami, terkhusus saya. Dan kini Executive Traveller membuka kembali paket Tour and Travel + Dokumentasi untuk ke beberapa kota. Congrats :D .

 Bali memang menjadi destinasi saya untuk berlibur. Bukan karena bule yang sering berjemur di pantai, bukan. Bukan juga karena tempat mencari jodoh, bukan.
 Seperti Jogja, Bali juga menyimpan banyak tempat wisata yang gabosen-bosennya dikunjungi.

 Seperti tempat wisata lainnya, travelling ke Bali juga butuh persiapan dong.
Kami Rojali,  (Rombongan Jalmi Lieur -Lieur dalam bahasa Indonesia Pusing) yang masih awam dengan Bali, hanya mempersiapkan waktu 2 bulan. Iya 2 bulan, waktu yang sangat sebentar bagi traveller newbie.
Tapi Alhamdulillah dalam persiapan 2 bulan itu, kami belajar menyiapkan plan A-Z, apa arti kumpul, dan ngejual barang berharga :((.

 Tuhan memang menyiptakan masalah tidak diatas kemampuan manusia. Dan, Executive Traveller lah solusinya. Dengan harga yang murah untuk Travelling ke Bali + Dokumentasi (drone+kamera professional), kami kembali antusias dan gasabar menunggu hari-H.

 Karena mendapatkan tiket promo PP dari Jogja-Bali. Rojali terpaksa harus menuju Jogja terlebih dahulu, menuju rumah bude saya yang gajauh dari Adisucipto.
Diawali dari kumpul ditempat yang telah disepakati, naik mobil menuju Kircon, dan naik kereta dari Kircon menuju Lempuyangan. Biaya Kircon-Jogja sekitar Rp.90.000 untuk ekonomi.
Belum puas istirahat selama diperjalanan menuju Jogja, kami hanya beristirahat 5 jam dan kembali harus pergi ke Adisucipto, Bandara di Yogyakarta untuk menuju Bali.

 19 Januari 2016
Rojali sudah tiba pukul 05.30 wib di Lempuyangan setelah menunggu 8jam di kereta. Perut yang sudah salatri -lapar tidak terarur- dari Kircon, akhirnya bisa terkendali setelah sarapan dengan makanan khas Jogja.
Hanya 5 jam kami istirahat, kami harus packing dan take off menuju Ngurah Rai.

 Dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit, kami mendarat dengan selamat di Bali. Alhamdulillah. Disana kami langsung dijemput dan diantar oleh Mas Heri Dumont (kenalan Mas Wahyu) dan langsung menuju Hotel yang sudah dipesan sebelumnya. Mas Heri yang asli Surabaya langsung menyambut kami dengan ramah. Saya juga tak janggung bercanda menggunakan bahasa jawa (biar kita aja yang ngerti ya mas hehe).

 Dikarenakan hari sudah mulai gelap, kami hanya menyimpan barang dan langsung menuju Pantai Kuta. Pantai terdekat dengan hotel kami. Disana kami dipertemukan dengan Mas Wahyu. Sasaran message saya selama seminggu sebelumnya haha.

 
20 Januari 2016
  Tanjung Benoa – Pulau Penyu – Pantai Pandawa – Pura Gunung Payung menjadi trip di hari kedua kami di Bali.
Tanjung Benoa yang merupakan tempat olahraga air di Bali menjadi tempat yang wajib kalian kunjungi jika berlibur ke Pulau Dewata. Disana kami mencoba Fly Fish, Sky Board dan Fly Board.




Pulau Penyu yang berjarak 20 menit dari Tanjung Benoa menjadi perjalanan kami selanjutnya. Disana merupakan penangkaran penyu yang konon katanya, dulu masyarakat Bali menggunakan penyu untuk acara adat dan dimakan bersama-sama hingga penyu menjadi langka dan kemudian dilestarikan di tempat ini.




 

 
21 Januari 2016
 Hari ketiga dan hari terakhir kami trip bersama Executive Traveller di Bali (karena pemilik akun harus terbang ke Solo untuk acara yang tak bisa ditinggalkan).
Tempat ini merupakan ikon di uang Rp. 50.000 dan ikon Bali. “kalo ke Bali tapi belum ke tempat ini berarti belum pernah ke Bali” ujar Mas Heri.
Yap, Pura Ulundanu beserta Danau Beratan-nya dan Tanah Lot menjadi tempat favorit touris domestik maupun luar.





22 Januari 2016
  Hari keempat kami masih seru. Mas Heri yang sering Guyon (bercanda) menjadi cerita perjalanan trip kami.
Hari itu kami diajak untuk menuju Pantai Padang-Padang dan Pura Luhur Uluwatu.







23 Januari 2016
  Hari terakhir dimana hari yang tidak diinginkan oleh semua orang ketika berlibur. Yap, hari dimana kita harus kembali dan meninggalkan Pulau Bali.
Hari terakhir, kami sempatkan untuk membeli oleh-oleh, titipan teman, keluarga, tetangga jauh :((

Terimakasih Yogyakarta. Terimakasih Bali. Terimakasih untuk Mas Wahyu, Mba Bella (istri Mas Wahyu), Mas Heri dan tim Pecalang (penjaga tempat wisata Bali). Dan terimakasih untuk @ExecutiveTraveller atas endorse jalan-jalan kali ini.

watch full video on :
Line : Hildankanlah
Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=MRWn0kUPG-I