Kartu dan Oli

19:56:00 0 Comments A+ a-






  Kartu kuning maupun merah menjadi tak asing lagi bagi saya di setiap kompetisi. Keduanya sering dikeluarkan oleh wasit dengan alasan apapun.


  Kemarin, kedua kartu itu kembali keluar di saku depan dan saku belakang wasit. Kartu kuning pertama keluar akibat aksi "jail" saya menendang kaki pemain lawan yang  lebih dulu menyikut saya. Akibatnya, kartu kuning pertama keluar di pertandingan pembukaan sepakbola FORSI vs Geologi kemarin.
 Lebih bermain hati-hati di babak kedua, saya ditempatkan di posisi kesukaan saya, striker. Babak kedua berjalan separuh, wasit kembali mengeluarkan  kartu kuningnya untuk saya karena melakukan aksi diving. Padahal di saat yang sama Assisten wasit 2 telah mengangkat bendera karena saya dijegal oleh bek lawan. Namun, keputusan sepenuhnya berada di wasit inti. Alhasil, saya harus istirahat lebih cepat karena mendapatkan kartu merah (tidak langsung) dan tidak boleh bermain satu (1) pertandingan Senin nanti vs FMIPA karena akumulasi kartu.
 Tahun kemarin di turnamen yang sama, saya juga merasakan akumulasi kartu. Di babak 8 besar saya terpaksa menonton pertandingan FIKOM vs FIB.  Seolah kartu kuning dan merah menjadi langganan bagi saya.

 FIKOM berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 3-0 vs Geologi.

 Selesai pertandingan, saya bergegas pulang lebih dulu dibanding pemain lain. Perjalanan pulang disponsori oleh macetnya lalu lintas dari arah Jatinangor ke Tanjungsari maupun sebaliknya. Macet itu disebabkan tergulingnya truk bermuatan tanah di sekitar sanur. Hal itu membuat saya menurunkan km/jam motor saya menuju rumah. Tak sampai rumah, motor saya oleng akibat ban depan dan belakang mengenai oli sekitar pengkolan bangkong. Motor saya langsung meluncur ke tengah dan saya jatuh di dekat oli tadi. Beruntung,  teman saya, Yudin tidak mengalami hal yang sama di belakang. akhirnya saya dibonceng oleh Yudin menuju rumah.




 Mungkin kejadian diatas memperingati saya agar lebih banyak istirahat dan diam dirumah. sekian.


Comedian Football!